Press Release Launching Database Geospasial Tindak Pidana Terorisme dan Webinar Perkembangan Terorisme Global dan Pengaruhnya bagi Indonesia
Jakarta, 09 September 2021. Center for Detention Studies (CDS) bekerjasama dengan Kajian Terorisme Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI), I-Khub BNPT, dan Peace Generation Indonesia (PeaceGen) melakukan launching database geospasial tindak pidana terorisme, yaitu sebuah database geospasial tindak pidana terorisme di Indonesia dengan data yang bersumber dari putusan terorisme. Tidak hanya melakukan launching database, acara ini juga dilengkapi Webinar dengan keynote speaker Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kejahatan Transnasional dan Kejahatan Luar Biasa Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Brigjen Pol. Dr. Bambang Pristiwanto, S.H., M.M.
Sebelum mengembangkan database geospasial tindak pidana terorisme di Indonesia, CDS melakukan sebuah riset dan menemukan beberapa hal kecil namun penting dalam strategi penanggulangan tindak pidana terorisme yaitu: adanya keterbatasan informasi yang berhubungan dengan pola pergerakan narapidana teroris sebelum melakukan aksi teror; adanya keterbatasan sumber data dan informasi geospasial yang terkait pola teror dan pelaku teror serta informasi hukum yang terkait dengan pelaku teror yang telah diputus oleh Pengadilan, untuk kebutuhan Pendidikan dan pelatihan bagi Aparat Penegak Hukum seperti Mahkamah Agung, Kejaksaan, Kepolisian dan Pembimbing Kemasyarakatan Pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham); adanya keterbatasan data dan informasi geospasial narapidana pelaku teror di Indonesia sedangkan data tersebut sangat dibutuhkan untuk riset riset akademis, sebagai referensi media, referensi masyarakat, terkait dengan informasi penanganan teror di Indonesia; disparitas putusan pemidanaan narapidana terorisme yang menjadi salah sumber analisis keberhasilan atau kegagalan penegakan hukum berdasarkan kebijakan politik hukum yang telah ditetapkan. Keempat hasil temuan riset inilah yang mendorong CDS untuk menyusun database geospasial tindak pidana terorisme yang komprehensif yang dibutuhkan oleh seluruh pemangku kepentingan dalam hal penanggulangan tindak pidana terorisme.
Database yang diluncurkan dalam acara ini telah dikembangkan sejak tahun 2020 dan data yang dikumpulkan dibagi ke dalam variabel-variabel yang dikategorikan ke dalam tiga kelompok besar, yakni: 1) demografi atau karakteristik personal pelaku terorisme; 2) karakteristik kelompok atau jaringan teror; dan 3) pola pemidanaan.
Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan seperti akademisi, lembaga internasional, organisasi masyarakat sipil, beberapa wakil dari Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Australia, masyarakat umum, serta pejabat dari berbagai instansi seperti Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kemenkumham, Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Pengadilan Negeri, dll. Acara yang dimulai pada pukul 09.00 WIB ini dilakukan secara daring melalui platform Zoom dan media streaming YouTube pada channel Center for Detention Studies.
Prosesi peluncuran database dilakukan oleh Ali Aranoval selaku Direktur Eksekutif CDS dan mengundang perwakilan penyelenggara dari lembaga atau instansi lain. Sebelum melakukan launching, Ali Aranoval terlebih dahulu menyampaikan sambutan dan memaparkan urgensi dan tujuan dari dikembangkannya database geospasial tindak pidana terorisme yaitu: dapat dimanfaatkan sebagai data dukung arah kampanye implementasi preventing violent extremism (PVE) di Indonesia; sebagai data dukung perencanaan program intervensi penanggulangan terorisme di Indonesia oleh instansi Pemerintah Pusat maupun daerah; sebagai portal penyedia data dan informasi untuk kepentingan riset, pendidikan dan pelatihan; dan sebagai data dukung bagi Pembimbing kemasyarakatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan Penelitian Kemasyarakatan.
Setelah prosesi launching, acara dilanjutkan dengan Webinar yang dibuka oleh sesi Keynote Speaker yang membawakan materi tentang perkembangan kondisi global dan pengaruhnya terhadap keamanan nasional dan regional. Acara selanjutnya adalah Webinar Sesi I yang diisi oleh tiga pembicara yang membahas hubungan dan fungsi data dalam proses penanggulangan terorisme. Sementara untuk sesi II, tiga pembicara selanjutnya memaparkan topik seputar perkembangan terorisme global dan bagaimana pengaruhnya bagi Indonesia.
Dalam acara ini, CDS menyatakan komitmennya untuk mendukung program pemerintah yang berkaitan dengan penanggulangan terorisme di Indonesia, oleh sebab itu database geospasial tindak pidana terorisme ini akan selalu di update dan akan dikembangkan sesuai kebutuhan masing-masing pemangku kepentingan. Melalui acara ini, database yang telah dibangun dan dikembangkan diharapkan dapat bermanfaat untuk kepentingan riset, pendidikan dan pengetahuan serta pembuatan kebijakan oleh berbagai pemangku kepentingan.